Seorang guru Taman Kanak-Kanak membuat sebuah permainan di kelasnya, dan diminta semua anak-anak harus berpartisipasi dalam permainan ini.

Sang Guru meminta setiap anak untuk membawa kentang dan kantong plastik. Hari berikutnya, semua anak-anak mulai memasuki kelas dengan membawa kentang dan kantong plaltik. Kemudian guru berdiri di depan kelas, dia minta setiap anak untuk memberi nama pada kentang. Syaratnya, nama yang dituliskan pada kentang tersebut nama orang yang ddibenci atau tidak disukai.
Tiba-tiba seorang anak bertanya "bu guru, kalau nama yang kita benci banyak bagaimana?"
Dengan lembut sang guru menjawab "tulis saja, pokoknya sebanyak nama yang orang yang kamu benci, sebegitu juga jumlah kentang di dalam kantong plastikmu"

Semua anak-anak di dalam kelas mulai menulis nama-nama orang yang mereka benci dan tidak sukai. Ada yang menuliskan 2 nama diatas kentang, ada 5 nama, ada hanya 1 nama, bahkan ada yang menuliskan 7 nama.

"Sudah...!" Ibu guru bertanya.
"Sudah, bu...!murid-murid serentak menjawab
Kemudian ibu guru melanjutkan, dia meminta anak-anak memasukkan kentang-kentang yang sudah diberi nama-nama orang yang mereka benci atau tidak sukai ke dalam kantong plastik, kemudian menutupnya.
Instruksi selanjutnya,ibu guru meminta kepada setiap anak untuk membawa kantong plastik berisi kentang tersebut untuk dibawa kemanapun mereka pergi, bahkan ke toilet, tempat tidur saat di rumah, saat makan malam, saat bermain, saat menonton televisi, saat belajar pokoknya kemanapun mereka pergi selama satu minggu, kantong plastik berisi kentang tidak boleh ditinggalkan.

Hari berganti hari, anak-anak mulai mengeluh karena bau tak sedap dari dalam kantong plastik. Semakin hari bau busuk kentang menguap dan anak-anak merasa sangat cape, harus membawa-bawa kantong plastik berisi kentang yang sudah mulai berbau menyengat hidung. Keluhan yang paling banyak adalah dari anak-anak yang memiliki isi plastik kentang yang banyak, karena dia harus membawa kantong plastik yang lebih berat selain tas sekolah yang sudah berat. Setelah satu minggu permainan berakhir, anak-anak merasa lega dan senang karena permainan itu akhirnya berakhir..!

Setelah satu minggu permainan berakhir Sang Guru bertanya: " Anak-anak, bagaimana perasaan kalian saat harus membawa plastik kantong berisi kentang kemana saja kalian pergi selama 1 minggu?".
Anak-anak mengeluarkan rasa frustrasi mereka dan mulai mengeluh masalah yang mereka rasakan selama satu minggu, karena harus membawa kantong plastik berisi kentang. Ada yang mengeluh berat, ada yang mengatakan bau, ada yang mengatakan tidak bebas, bahkan ada yang mengatakan seperti beban dan banyak hal keluhan yang mereka rasakan dalam satu permainan tersebut.

Akhirnya sang guru memberitahukan kepada semua murid kelasnya arti tersembunyi di balik permainan yang telah mereka perankan. Dia katakan, "Itulah situasi ketika kalian membawa kebencian yang ada di dalam hati kalian terhadap seseorang di dalam hati. Bau kebencian akan mencemari hati kalian dan kalian akan membawanya ke manapun kalian pergi.. Jika kalian tidak dapat mentolerir bau kentang busuk hanya 1 dalam satu minggu saja, bisa kalian bayangkan apa rasanya memiliki bau kebencian di dalam hati kalianuntuk seumur hidup kalian??? "

Moral cerita diatas:
Buanglah rasa benci kepada siapa saja pada hari ini. Karena rasa benci yang ada di dalam lubuk hati akan membawa ke dalam dosa seumur hidup. Memupuk rasa benci di dalam hati secara perlahan seakan memelihara bau busuk dan membuat jiwa merasa berat dan tidak bebas. Hilangkan rasa benci segera gantikan dengan pengampunan. Pengampunan adalah sikap terbaik yang harus diambil saat ini juga untuk menggantikan rasa benci dalam hati anda!
Sebuah cinta sejati adalah tidak mencintai orang yang sempurna tapi mencintai orang yang tidak sempurna menjadi sempurna!
Belajar mengampuni dan menerima semua kekurangan, karena tidak ada yang sempurna di dunia ini. Alkitab katakan "ampunilah kami, seperti kami mengampuni orang bersalah kepada kami". Secara teori sangat susah, tetapi melalui bantuanNya, mudah-mudahan kita bisa menggantikan rasa benci dengan pengampunan.

Jakarta, 6 April 2010, 9.15 am