Daily Inspiration

Selamat Datang Ke Blog Inspirasi Sehari-hari

Custom Search

Young Executive

About ten years ago, a young and very successful executive named Josh was traveling down a Chicago neighborhood street.
He was going a bit too fast in his sleek, black, 12 cylinder Jaguar XKE, which was only two months old. He was watching for kids darting out from between parked cars and slowed down when he thought he saw something.
As his car passed, no child darted out, but a brick sailed out and - WHUMP! - it smashed Into the Jag's shiny black side door! SCREECH..!!! ! Brakes slammed! Gears ground into reverse, and tires madly spun the Jaguar back to the spot from where the brick had been thrown.
Josh jumped out of the car, grabbed the kid and pushed
him up against a parked car. He shouted at the kid, "What was that all about and who are you? Just what the heck are you doing?!" Building up a head of steam, he went on. "That's my new Jag, that brick you threw is gonna cost you a lot of money. Why did you throw it?"

"Please, mister, please. . . I'm sorry! I didn't know what else to do!" Pleaded the youngster. "I threw the brick because no one else would stop!"
Tears were dripping down the boy's chin as he pointed around the parked car.
"It's my brother, mister," he said. "He rolled off the curb and fell out of his wheelchair and I can't lift him up." Sobbing, the boy asked the executive, "Would you please help me get him back into his wheelchair? He's hurt and he's too heavy for me."

Moved beyond words, the young executive tried desperately to swallow the rapidly swelling lump in his throat. Straining, he lifted the young man back into the wheelchair and took out his handkerchief and wiped the scrapes and cuts, checking to see that everything was going to be OK.
He then watched the younger brother push him down the sidewalk toward their home.
It was a long walk back to the sleek, black, shining, 12 cylinder Jaguar XKE -a long and slow walk. Josh never did fix the side door of his Jaguar.

He kept the dent to remind him not to go through life so fast that someone has to throw a brick at him to get his attention. . .
Some bricks are softer than others. Feel for the bricks of life coming at to you. For all the negative things we have to say to ourselves, God has positive answers.

read more..

SMILE AND THE WORLD SMILE WITH YOU!
TERSENYUMLAH MAKA DUNIA PUN AKAN TERSENYUM BERSAMA ANDA.
Mengapa ada istilah seperti ini? Suatu penelitian menyebutkan bahwa "tersenyum" adalah merupakan salah satu penyakit menular? Karena, apabila seseorang tersenyum otomatis orang yang diberikan tersenyum akan tersenyum juga. Padahal bisa saja belum saling mengenal satu dengan yang lain. Hanya dengan signal senyuman memberikan arti sangat dalam bagi penerima senyum dan si pemberi senyum.

Banyak kali juga ada orang-orang yang menyalah artikan senyum. Ada yang berkata dia tersenyum gembira, tersenyum kegenitan, tersenyum terpaksa dan lain sebagainya. Apapun bentuk senyuman yang pasti memberikan arti positif bagi penerimanya, kecuali senyum sinis. Bayangkan, apabila anda berjalan, tiba-tiba rombongan Bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono lewat, kemudian kebetulan anda sedang berada dimana beliau akan lewat, lalu sesaat dia lewat dia memberikan senyum pada anda. Pasti, anda senang luar biasa. Atau coba bayangkan anda sedang duduk menunggu pesawat yang terlambat berangkat, tiba-tiba rombongan Presiden Amerika Serika Obama kebetulan lewat. Saat dia melintasi anda dia memberikan senyum kepada anda. Pasti anda akan senang luar biasa dan lupa akan kebosanan menunggu pesawat yang terlambat berangkat.

Tersenyum adalah sangat penting. Tersenyum tidak membutuhkan kerja keras dan juga energi. Yang dibutuhkan tersenyum hanyalah kemauan. Kemauan akan tersenyum. Sangat disayangkan apabila ada orang yang malas tersenyum. Bahkan memilih, bermuka masam, wajah berkerut dan akhirnya orang takut berdekatan dengannya, sehingga dia jadi kesepian dan menderita! Sedangkan orang-orang yang suka tersenyum, seakan memberikan sinyal positive bagi sekeliling dimana dia berada.

Dengan tersenyum 16 otot di wajah akan bergerak. Padahal, kita tidak rasakan ke 16 otot yang berenergi itu memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Karena otot-otot wajah yang bergerak saat kita tersenyum mengeluarkan energi positive dan dengan tersenyum tubuh tidak akan memgeluarkan zat adrenalin. Dimana zat adrenalin dapat merugikan kesehatan.

Mantan Presiden RI, Suharto dikenal sebagai seorang "The Smiling General of Indonesia". Mengapa? Walaupun dia dikutuk orang, dicaci maki, dikata-katai macam-macam dan memiliki banyak tantangan dalam hidupnya, tetapi dia selalu tersenyum. Masih ingat? Setiap kali kita menyaksikan berita mengenai mantan Presiden Suharto di televisi, sorotan kamera dengan jelas memperlihatkan senyuman khas beliau. Bahkan sesaat sebelum memasuki ruang sidang atau sebelum memasuki gedung rumah sakit, dia selalu nampak memberikan senyumnya dengan jelas kita bisa saksikan di televisi. Dampak tersenyum bagi beliau? Ternyata beliau memiliki usia yang cukup panjang.

Dengan tetap tersenyum, walau betapa sulitnya beban hidup menimpa, itu merupakan awal bagi kita untuk bisa bertahan dalam penderitaan. Karena senyuman akan memberikan efek kekuatan bagi diri kita dan bagi orang lain.

Rasanya sangat bodoh, bagi orang yang sudah miskin atau menderita, dengan wajah muka berkerut seakan mengundang berbagai penyakit kronis datang menimpanya. Karena dengan suasana hati yang murung berbagai penyakit akan datang satu persatu menimpa dan menambah suasana hati semakin redup. Mengapa tidak mempunyai slogan: "Kenapa sudah jatuh mau ditimpa tangga?"
Apalah untungnya bagi kita yang sudah miskin atau papa, tak punya harta, malah dipikirin dan dijiwai. Belajar yuk, biar ditipu orang, diejek dan diolok orang, atau dikata-katai orang untuk tetap tersenyum sehingga keceriaan hati tetap terpelihara.

Banyak sekali orang ingin awet muda, terutama kaum Hawa. Karena ingin awet muda, berlomba-lomba bahkan dengan rela berjam-jam berada di salon. Atau mereka akan dengan rela juga mengeluarkan biaya untuk membeli obat-obatan yang katanya atau konon dipercaya mengandung zat yang dapat menjadikan awet muda atau mengurangi kecepatan menjadi tua.

Apa sebenarnya rahasia awet muda? Rahasia awet muda yang terutama adalah dengan tetap tersenyum. Karena senyuman akan mengalirkan sinyal optimistis bagi jiwa. Sedangkan mengerutkan wajah menunjukkan kebencian kepada orang, terutama orang-orang yang kita tidak senangi yang akan merugikan diri sendiri. Mengapa mengkerutkan wajah merugikan diri sendiri? Dengan wajah mengkerut atau murung 32 otot di wajah akan menjadi tidak kondusif. Mengkerutkan wajah akan meninggalkan kerut-kerut di sekitar wajah yang dapat membantu mempercepat tampak tua.

Bermuka masam atau cemberut selalu akan menghadiahkan permasalahan demi permasalahan akan datang silih berganti.Bahkan permasalahan akan datang bertubi-tubi silih berganti sehingga menyebabkan frustrasi.
Solusi demi solusi terhadap permasalahan seharusnya bisa didapatkan, apabila kita menghadapi setiap permaslahan dengan penuh senyum.
Bermurung durja dan bermuka masam tidak akan dapat memberikan solusi yang baik. Malahan muka masam hanya akan menambah kesedihan di dalam hati.

Setelah membaca artikel ini marilah mulai sekarang tersenyum, serta menularkan senyum kepada orang-orang di sekitar kita, hadapilah setiap permasalahanmu dengan penuh percaya kepada saya tentang pentingnya senyum yang penuh sukaria itu.
Muka masam tidak akan memberikan solusi bahkan tidak akan menciptakan lagu bahagia. Malah sebaliknya akan dapat melumpuhkan semangat dan menyebabkan kekalahan sebelum mulai berperang. Sebaliknya dengan senyum dan hati yang gembira akan menjadi obat yang terampuh. Senyum yang riang adalah obat penawar ajaib gratis pemberianNya dan sudah teruji, serta dituliskan resepnya oleh Tabib Agung Maha Dokter.

Dengan tersenyum gembira dan sukaria, akan dapat membangkitkan tenaga dalam yang ajaib dan tak terkalahkan. Senyum ceria dapat menyejukkan susana yang panas mendidih, membangkitan daya tahan, menimbulkan kekuatan jiwa.
Senyuman gembira disertai perasaan bersyukur akan memungkinkan untuk berpikir dengan akal sehat dan menghasilkan hasil yang hebat.
Walau ada permasalahan hadapilah dengan senyum dan percayalah bahwa setiap permasalahan akan ada jalan keluar. Tersenyum dan terseyumlah agar anda awet muda. Betapapun kelam dan mendung permasalahn dalam hidup.
Bermuka muram dan hati yang berduka mengeringkan tulang sumsum.

read more..

I'll Leave With You

There was a rich merchant who had 4 wives. He loved the 4th wife the most and adorned her with rich robes and treated her to delicacies. He took great care of her and gave her nothing but the best.

He also loved the 3rd wife very much. He's very proud of her and always wanted to show off her to his friends. However, the merchant is always in great fear that she might run away with some other men.

He too, loved his 2nd wife. She is a very considerate person, always patient and in fact is the merchant's confidante. Whenever the merchant faced some problems, he always turned to his 2nd wife and she would always help him out and tide him through difficult times.

Now, the merchant's 1st wife is a very loyal partner and has made great contributions in maintaining his wealth and business as well as taking care of the household. However, the merchant did not love the first wife and although she loved him deeply, he hardly took notice of her.

One day, the merchant fell ill. Before long, he knew that he was going to die soon. He thought of his luxurious life and told himself, "Now I have 4 wives with me. But when I die, I'll be alone. How lonely I'll be!"

Thus, he asked the 4th wife, "I loved you most, endowed you with the finest clothing and showered great care over you. Now that I'm dying, will you follow me and keep me company?" "No way!" replied the 4th wife and she walked away without another word.

The answer cut like a sharp knife right into the merchant's heart. The sad merchant then asked the 3rd wife, "I have loved you so much for all my life. Now that I'm dying, will you follow me and keep me company?" "No!" replied the 3rd wife. "Life is so good over here! I'm going to remarry when you die!" The merchant's heart sank and turned cold.

He then asked the 2nd wife, "I always turned to you for help and you've always helped me out. Now I need your help again. When I die, will you follow me and keep me company?" "I'm sorry, I can't help you out this time!" replied the 2nd wife. "At the very most, I can only send you to your grave." The answer came like a bolt of thunder and the merchant was devastated.

Then a voice called out : "I'll leave with you. I'll follow you no matter where you go." The merchant looked up and there was his first wife. She was so skinny, almost like she suffered from malnutrition. Greatly grieved, the merchant said, "I should have taken much better care of you while I could have !"

Moral :
Actually, we all have 4 wives in our lives
A. The 4th wife is our body. No matter how much time and effort we lavish in making it look good, it'll leave us when we die.

B. Our 3rd wife ? Our possessions, status and wealth. When we die, they all go to others.

C. The 2nd wife is our family and friends. No matter how close they had been there for us when we're alive, the furthest they can stay by us is up to the grave.

D. The 1st wife is in fact our soul, often neglected in our pursuit of material, wealth and sensual pleasure.

Guess what? It is actually the only thing that follows us wherever we go. Perhaps it's a good idea to cultivate and strengthen it now rather than to wait until we're on our deathbed to lament.

read more..

Many years ago in a small Indian village, A farmer had the misfortune Of owing a large sum of money to a village moneylender. The Moneylender, who was old and ugly, fancied the farmer's beautiful Daughter. So he proposed a bargain.

He said he would forgo the farmer's debt if he could marry his Daughter. Both the farmer and his daughter were horrified by the Proposal.

So the cunning money-lender suggested that they let Providence decide the matter.
He told them that he would put a black Pebble and a white pebble into an empty money bag. Then the girl would Have to pick one pebble from the bag.

1) If she picked the black pebble, she would become his wife and her father's debt would be forgiven.
2) If she picked the white pebble she need not marry him and her father's debt would still be forgiven.
3) But if she refused to pick a pebble, her father would be thrown into Jail.

They were standing on a pebble strewn path in the farmer's field. As They talked, the moneylender bent over to pick up two pebbles. As he Picked them up, the sharp-eyed girl noticed that he had picked up two Black pebbles and put them into the bag.

He then asked the girl to pick A pebble from the bag.

Now, imagine that you were standing in the field. What would you have Done if you were the girl? If you had to advise her, what would you Have told her?

Careful analysis would produce three possibilities:

1. The girl should refuse to take a pebble.
2. The girl should show that there were two black pebbles in the bag And expose the money-lender as a cheat.
3. The girl should pick a black pebble and sacrifice herself in order To save her father from his debt and imprisonment.

Take a moment to ponder over the story. The above story is used with The hope that it will make us appreciate the difference between lateral And logical thinking.

The girl's dilemma cannot be solved with Traditional logical thinking. Think of the consequences if she chooses

The above logical answers.
What would you recommend to the Girl to do?
Well, here is what she did ....

The girl put her hand into the moneybag and drew out a pebble. Without Looking at it, she fumbled and let it fall onto the pebble-strewn path Where it immediately became lost among all the other pebbles.

"Oh, how clumsy of me," she said. "But never mind, if you look into the Bag for the one that is left, you will be able to tell which pebble I Picked."

Since the remaining pebble is black, it must be assumed that she had Picked the white one. And since the money-lender dared not admit his Dishonesty, the girl changed what seemed an impossible situation into An extremely advantageous one.

MORAL OF THE STORY:
Most complex problems do have a solution. It is only that we don't Attempt to think.

read more..

Dahulu kala di negeri Cina, adalah seorang gadis bernama Li-Li. Ia baru menikah dan tinggal di rumah mertuanya yang sangat indah.

Dalam waktu singkat, Li-Li tahu bahwa ia sangat tidak cocok tinggal serumah dengan ibu mertuanya. Karakter mereka sangat jauh berbeda. Dan Li-Li sangat tidak menyukai kebiasaan ibu mertuanya.

Hari berganti hari, begitu pula bulan berganti bulan. Li-Li dan ibu mertuanya tidak pernah berhenti berdebat dan bertengkar. Yang makin membuat Li-Li kesal adalah adat kuno Cina yang mengharuskan ia untuk selalu menundukkan kepala untuk menghormati mertuanya dan mentaati semua kemauannya.

Semua kemarahan dan ketidakbahagiaan di dalam rumah itu menyebabkan kesedihan yang mendalam pada hati suami Li-Li, seorang yang berjiwa sederhana.

Akhirnya, Li-Li tidak tahan lagi terhadap sifat buruk dan kelakuan ibu mertuanya. Dan ia benar-benar telah bertekad untuk melakukan sesuatu. Li-Li pergi menjumpai seorang teman ayahnya yaitu Sinshe Wang yang mempunyai Toko Obat Cina. Ia menceritakan situasinya dan minta dibuatkan ramuan racun yang kuat untuk diberikan pada ibu mertuanya.

Sinshe Wang berpikir keras sejenak. Lalu ia berkata, "Li-Li, saya mau membantu kamu menyelesaikan masalahmu, tetapi kamu harus mendengarkan saya dan mentaati apa yang saya sarankan."

Li-Li berkata, "OK pak Wang, saya akan mengikuti apa saja yang bapak katakan, yang harus saya perbuat."
Sinshe Wang masuk kedalam,ndan tak lama ia kembali dengan menggenggam sebungkus ramuan.

Ia berkata kepada Li-Li, "Kamu tidak bisa memakai racun keras yang mematikan seketika, untuk meyingkirkan ibu mertuamu, karena hal itu akan membuat semua orang menjadi curiga.

Oleh karena itu, saya memberi kamu ramuan beberapa jenis tanaman obat yang secara perlahan-lahan akan menjadi racun di dalam tubuhnya.

Sinshe Wang melanjutkan, “Setiap hari, sediakan makanan yang enak-enak dan masukkan sedikit ramuan obat ini kedalamnya. Lalu, supaya tidak ada yang curiga saat ia mati nanti, kamu harus hati-hati sekali dan bersikap sangat bersahabat dengannya. Jangan berdebat dengannya, taati semua kehendaknya, dan perlakukan dia seperti seorang ratu."

Li-Li sangat senang. Ia berterima kasih kepada pak Wang dan buru-buru pulang ke rumah untuk memulai rencana membunuh ibu mertuanya.

Minggu demi minggu, bulan demi bulan pun berlalu. Setiap hari Li-Li melayani mertuanya dengan makanan yang enak-enak, yang sudah "dibumbuinya".
Ia mengingat semua petunjuk dari Sinshe Wang tentang hal mencegah kecurigaan.

Maka ia mulai belajar untuk mengendalikan amarahnya, mentaati perintah ibu mertuanya dan memperlakukannya seperti ibunya sendiri. Setelah enam bulan lewat, suasana di dalam rumah itu berubah secara drastis. Li-Li sudah mampu mengendalikan amarahnya sedemikian rupa sehingga ia menemukan dirinya tidak pernah lagi marah atau kesal.
Ia tidak pernah berdebat lagi dengan ibu mertuanya selama enam bulan terakhir karena ia mendapatkan bahwa ibu mertuanya kini tampak lebih ramah kepadanya.

Sikap si ibu mertua terhadap Li-Li telah berubah, dan mulai mencintai Li-Li seperti puterinya sendiri. Ia terus menceritakan kepada kawan-kawan dan sanak familinya bahwa Li-Li adalah menantu yang paling baik dari semua.

Li-Li dan ibu mertuanya saling memperlakukan satu sama lain seperti layaknya seorang ibu dan anak yang sesungguhnya. Suami Li-Li sangat bahagia menyaksikan semua yang terjadi.

Suatu hari, Li-Li pergi menjumpai Sinshe Wang dan meminta bantuannya sekali lagi.
Ia berkata, "Pak Wang, tolong saya untuk mencegah supaya racun yang saya berikan kepada ibu mertua saya tidak sampai membunuhnya!” “Ia telah berubah menjadi seorang wanita yang begitu baik, sehingga saya sangat mencintainya seperti kepada ibu saya sendiri. Saya tidak mau ia mati karena racun yang saya berikan kepadanya."

Sinshe Wang tersenyum. Ia mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Li-Li, tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Saya tidak pernah memberi kamu racun. Ramuan yang saya berikan kepadamu itu hanyalah ramuan penguat badan untuk menjaga kesehatan beliau.”
“Satu-satunya racun yang ada, adalah yang terdapat didalam pikiranmu sendiri, dan di dalam sikapmu terhadapnya, …… tetapi semuanya itu telah disapu bersih dengan cinta yang kamu berikan kepadanya ..."

Sadarkah anda bahwa sebagaimana anda memperlakukan orang lain maka demikianlah persis bagaimana mereka akan memperlakukan anda

Pepatah Cina kuno berkata:
*"Orang yang mencintai orang lain, akan dicintai juga sebagai balasannya."*

read more..

"Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." Amsal 24:10

Apabila Anda mengharapkan kehidupan yang bebas dari kesusahan, berarti cepat atau lambat Anda pasti akan mengalami kekecewaan. Siapapun Anda, seberapa menyenangkanpun Anda, seberapa kayapun Anda, atau seberapa menarikpun Anda, Anda tidak akan pernah luput dari masalah-masalah dalam hidup. Masalah adalah bagian dari kehidupan. Kehidupan tanpa masalah adalah bagai proses pembentukan barang-barang rongskan. Persiapkan karakter Anda sekarang, untuk menangani persoalan hidup yang yang akan datang tanpa pernah Anda ketahui kapan? Mempersiapkan karakter, agar dapat menangani kesusahan ketika datang datang kedengarannya lucu. Tetapi itu sangat diperlukan agar ketika masalah yang tak diundang datang Anda dapat merasakan Anda tidak seorang diri.

Teman, Allah tahu segala sesuatu dalam kehidupan Anda, Allah tahu kekuatan Anda, Dia tahu yang terbaik bagi kehidupan Anda. Tahukan Anda, Dia sedang mempersiapkan Anda menjadi pemenang, bahkan Ia dapat mempersiapkan Anda agar Anda tidak jatuh ketika ujian datang. Tetapi mengapa ujian datang dan sangat berat? Mungkin Anda bertanya. Jangan tanyakan mengapa dan kenapa. Karena Dia mengetahui yang terbaik bagi Anda. Tugas paling penting yang dapat kita lakukan adalah melewatkan waktu bersama-Nya. Dengan melewatkan waktu dan diri bersamaNya, akan semakin menumbuhkan hubungan Anda dengan Allah dan semakin merekatkan hubungan dengan Sang Kuasa. Hasilnya, semakin kuatlah karakter Anda, karena Anda akan menjadi lebih serupa dengan Kristus. Semakin baik Anda mengenal Allah, semakin Anda akan mempercayai-Nya dan meningkatkan iman Anda kepada-Nya. Ketika secara konsisten Allah menolong Anda setiap kali Anda mengalami kesusahan, Anda akan berharap bahwa Ia akan mendampingi Anda setiap kali Anda mengalami kesusahan yang datang dalam kehidupan Anda.

Bagaimana jika saat ini Anda sedang melalui pengalaman yang sulit dan Anda merasa akan terjatuh karena tidak cukup kuat untuk menanggung beban yang berada dihadapan Anda? Apakah Anda menjadi kecil hati? Apakah Anda berpaling dari iman Anda? Apakah Anda berusaha menangani masalah Anda dengan kekuatan Anda sendiri? Seperti kapten kapal yang menyadari bahwa kapalnya menyimpang dari jalurnya, akibat tidak mengikuti arah kompas dan akhirnya memutar balik dari tengah jalan setelah memperhatikan petunjuk kompas. Saat ini, pandanglah sang kompas, Allah yang sanggup mengarahkan Anda ke jalan yang benar, dengan bergantung kepadaNya, sumber segala kekuatan kita.

Saat Anda berada di titik ketidakberdayaan, gunakan waktu bersama dengan Dia,berbicara karena Dia akan selalu mendengar segala kesusahan-kesusahan kita. Berbicara dan Allah secara teratur adalah merupakan pembebasan dari kesusahan yang saat ini Anda rasakan. Mintalah agar Dia dan hanya Dialah yang dapat menguatkan Anda. Apabila ujian datang dalam bentuk kesusahan menurut Anda dan Anda merasa tak kuasa menahan cobaan yang datang menimpa Anda. Ingat Dia tidak pernah memberikan cobaan lebih dari kemampuan kita. Raihlah kemenangan bersamaNya. Percayalah kemenangan hanya akan dapat diraih apabila Anda letakkan beban kesusahan Anda di tanganNya. Percayalah, bersamaNYa, Anda akan segera terlepas dari keadaan-keadaan yang mendera Anda. Ingat, Anda tidak sendirian, ada Dia yang selalu bersama Anda dalam segala situasi dan kesempatan.

read more..

Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. Amsal 13:20

Pernahkah Anda memperhatikan bagaimana orang serta anjingnya semakin serupa setelah bertahun-tahun? Lain kali Anda ingin membeli seekor anjing, ingatlah hal ini baik-baik. Memang sih, mungkin itu hanya mitos, namun memang benar bahwa Anda akan terbentuk menurut pergaulan Anda. Jika anda bergaul dengan orang bijak, Anda akan semakin bijak. Jika anda bergaul dengan orang-orang bodoh, kebodohan mereka akan melekat kepada Anda.

Janganlah asal-asalan memilih teman bergaul, karena mereka sangat berpengaruh terhadap hidup Anda. Jika Anda banyak mendengarkan gosip, sungguh sulit menolak kebiasaan yang sama. Jika teman anda suka mengkritik, Andapun bisa menjadi orang yang suka menghakimi. Ini bukanlah berarti bahwa Anda perlu melenyapkan semua orang yang tidak sempurna dari lingkungan pergaulan Anda; nanti Anda tidak ada teman! (Malah, Anda sendiri tidak akan menjadi teman yang baik!). Melainkan, Anda seharusnya memilih teman bergaul yang berusaha keras untuk menghormati Allah dengan hidupnya. Jika teman Anda tidak peduli terhadap nilai-nilai Kristiani, akan sulit bagi Anda untuk mempertahankan persahabatan tersebut sekaligus mempertahankan integritas Anda.

Sebenarnya, Anda harus mengambil dua keputusan disini: teman seperti apa yang akan Anda pilih, dan teman seperti apa Anda jadinya. Aktiflah mencari teman-teman yang akan mempengaruhi karakter Anda dengan cara-cara yang positif. Orang-orang ini akan menantang Anda untuk tumbuh sebagai umat Kristiani, dan Anda akan senang bergaul bersama mereka. Di saat yang sama, pastikanlah untuk jadi pengaruh yang baik bagi teman-teman Anda. Mereka seharusnya menjadi orang yang lebih baik karena mengenal Anda. Luangkanlah beberapa menit untuk mengevaluasi persahabatan- persahabatan Anda. Apakah persahabatn- persahabatan Anda itu mempengaruhi Anda dengan cara-cara yang tidak Anda inginkan?

read more..

It was a really hot summer's day many years ago. I was on my way to pick up two items at the grocery store. In those days, I was a frequent visitor to the supermarket because there never seemed to be enough money for a whole week's food-shopping at once.

You see, my young wife, after a tragic battle with cancer, had died just a few months earlier. There was no insurance -- just many expenses and a mountain of bills. I held a part-time job, which barely generated enough money to feed my two young children.

Things were bad -- really bad.
And so it was that day, with a heavy heart and four dollars in my pocket, I was on my way to the supermarket to purchase a gallon of milk and a loaf of bread. The children were hungry and I had to get them something to eat. As I came to a red traffic light, I noticed on my right a young man, a young woman and a child on the grass next to the road. The blistering noonday sun beat down on them without mercy.

The man held up a cardboard sign which read, "Will Work for Food." The woman stood next to him. She just stared at the cars stopped at the red light. The child, probably about two years old, sat on the grass holding a one-armed doll. I noticed all this in the thirty seconds it took for the traffic light to change to green.

I wanted so desperately to give them a few dollars, but if I did that, there wouldn't be enough left to buy the milk and bread. Four dollars will only go so far. As the light changed, I took one last glance at the three of them and sped off feeling both guilty (for not helping them) and sad (because I didn't have enough money to share with them).

As 20I kept driving, I couldn't get the picture of the three of them out of my mind. The sad, haunting eyes of the young man and his family stayed with me for about a mile. I could take it no longer. I felt their pain and had to do something about it. I turned around and drove back to where I had last seen them.

I pulled up close to them and handed the man two of my four dollars. There were tears in his eyes as he thanked me. I smiled and drove on to the supermarket. Perhaps both milk and bread would be on sale, I thought. And what if I only got milk alone, or just the bread? Well, it would have to do.

I pulled into the parking lot, still thinking about the whole incident,=2 0yet feeling good about what I had done. As I stepped out of the car, my foot slid on something on the pavement. There by my feet was a twenty-dollar bill. I just couldn't believe it. I looked all around, picked it up with awe, went into the store and purchased not only bread and milk, but several other items I desperately needed.

I never forgot that incident. It reminded me that the universe was strange and mysterious. It confirmed my belief that you could never out give the universe. I gave away two dollars and got twenty in return. On my way back from the supermarket, I drove by the hungry family and shared five additional dollars with them.

This incident is only one of many that have 20occurred in my life. It seems that the more we give, the more we get. It is, perhaps, one of those universal laws that say, "If you want to receive, you must first give."

There is a little rhyme that goes like this:
"A man there was, and they called him mad,
The more he gave, the more he had."

Most times, we think that we don't have anything to give. Yet, if we look more closely, we 'll see that even the little we have could be shared with others. Let us not wait for a time when we think we'll have lots and then we'll give. By giving and sharing the little we have, we open up the storehouse of the universe and permit rivers of good to come our way.

Don't take my word for it. Just honestly try to give and you'll be surprised at the results. Generally, the returns do not come back from those we give to. It comes back from sources we could hardly imagine. So give your way to riches.

Take a chance on this universal principle. Take a chance on yourself. Universal principles always work.

Sometimes the return from giving happens very quickly as in the true story above. Other times, it takes much longer. But be assured of this: Give and you will receive -- and you'll receive lots more than you ever gave.

And when you give, don't do it with a heart of fear, but with a heart full of gratitude. You will be amazed at how it all works out.

Open the gates of affluence in your life by giving a bit of what you have to those in need. As the great Teacher said, .Give and it will be given unto you..

Try it. You'll like it.

Funlok.com

read more..

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. Ibrani 11:6

Suatu hal yang menghalangi orang untuk mengenal Kristus adalah--- siap mendengarnya? -- karena meraka terlalu menyenangkan. Hidup mereka bermoral. Mereka suka beramal. Mereka memperlakukan orang lain dengan baik. Mereka bahkan mungkin ke gereja dan membaca Alkitab sekali-sekali. Ini memberi mereka kententeraman yang palsu. Mereka berasumsi bahwa Allah pasti senang kepada mereka karena mereka adalah orang-orang baik. Mereka hanya kekurangan satu hal, namun itu adalah satu-satunya hal yang mereka butuhkan untuk menyenangkan Allah--iman.

Alkitab mengatakan bahwa Anda bisa saja menjalani hidup yang sebersih mungkin; Anda bisa saja melakukan segala macam perbuatan baik; Anda bahkan bisa saja menghafal Alktiab itu dari awal hingga akhir, namun tanpa iman, Anda tidak akan menyenangkan Allah. kaum Farisi melakukan segalanya ini, namun Yesus tidak senang kepada mereka! Apakah artinya memiliki iman? Menurut bagian terakhir dari ayat itu, iman artinya Anda tidak hanya percaya bahwa Allah itu ada, melainkan juga dengan tulus mencari-Nya. Tidaklah cukup untuk menjadi orang yang baik atau bahkan mengakui bahwa Allah itu ada. Alkitab mengindikasikan bahwa setan-setanpun mengetahui bahwa Allah itu ada, namun itu tidaklah cukup (Yakobus 2:19). Mereka tidak percaya kepada-Nya

Kabar baiknya adalah: Allah menjanjikan imbalan kepada mereka yang dengan tulus mencari-Nya. Jika Anda percaya kepada Allah, Ia akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan Anda. Jika Anda mencari kehendak-Nya, Ia akan membimbing Anda kedalam kehendak-Nya yang sempurna itu. Jika Anda mencari kasih-Nya, ia akan mencurahkan kasih tidak seperti apapun yang pernah Anda alami. Andalah yang memegang kunci menuju segala yang disedikan Allah bagi Anda. Itulah iman.

read more..

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kau tantang itu. 1 Samuel 17:45

Bayangkan Anda anggota pasukan bangsa Israel pada hari Daud yang masih muda itu tiba untuk menantang raksasa Filistin itu. Anda pasti menganggap bahwa Daud sungguh bodoh untuk menantang monster menakutkan itu tanpa perlengkapan senjata dan hanya bersenjatakan sebuah ketepel. Pasti pertempurannya singkat! Daud tidaklah senaif seperti pikiran semua orang. Iapun tidak buta. Ia dapat melihat Goliat tinggi besar melebihi rata-rata prajurit yang lainnya. Bahkan dari jauhpun, ia sudah dapat melihat persenjataan musuhnya yang luar biasa itu -- pedang, tombak, dan lembing. Ia melihat betapa besarnya perisai raksasa itu. Namun Daud dapat melihat hal-hal lain yang dilewatkan orang banyak. Ia dapat melihat kekuatan Allah, yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan raksasa manapun atau persenjataannya. Sungguh menarik bahwa bahkan Daud sendiri tidak menyangka betapa cepatnya Allah memberinya kemenangan. Ia mengambil lima buah batu untuk dibidikkannya kepada Goliat; Allah hanya memakai satu diantaranya.

Bagi anda, raksasa adalah apapun yang sedang anda hadapi, yang nampaknya di luar kuasa Anda. Mungkin saja itu adalah pembayaran uang kuliah, penyakit, atau hubungan retak yang perlu Anda perbaiki. Raksasa apakah yang sedang Anda hadapi sekarang? Apakah tampaknya tak terkalahkan? Jangan menyepelekan betapa berkuasanya Allah! Jika Anda mau percaya kepadaNya, seperti Daud mempercayaiNya, akan anda lihat bahwa Allah itu jauh lebih berkuasa dari raksasa apapun yang anda hadapi.

read more..

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Yakobus 5:16

Salah satu hal paling sehat yang dapat diperbuat umat Kristiani adalah mengakui dosa-dosanya kepada Allah dan sesama orang beriman. Kita semua berdosa. Jika kita bersikap seolah-olah kita tidak pernah berdosa, kita bukannya menipu orang lain melainkan diri sendiri. Ketika kita berdosa kepada Allah, Ia ingin kita mengakui kesalahan kita dan mencari pengampunan-Nya. Ketika kita bersalah terhadap seseorang, adalah bodoh untuk berpura-pura itu tidak pernah terjadi. Yakobus mendesak kita untuk pergi kepada orang tersebut dan berusaha memulihkan hubungan yang retak. Dosa yang tidak dituntaskan tidak akan pergi dengan sendirinya. Hingga kita mengakuinya, dosa akan menetap dengan kita dan memakan jiwa kita. Mengkui dosa kita adalah awal kesembuhan.

Tidaklah selalu mudah untuk mengakui dosa, namun ketika kita melakukannya, kesembuhan akan terjadi yang membuat pengakuan dosa itu layak. Kesembuhan itu dimulai di dalam hati kita, ketika beban yang berat terangkat. Lalu kita bebas mendekati Alah dengan hati yang bersih, dan hubungan itu tumbuh semakin kuat. Sekalipun orang yang telah kita rugikan menolak untuk mengampuni kita, kita bebas dari rasa bersalah karena dosa yang belum diakui, yang membebani kita.

Tentunya, tanggung jawab kita tidaklah berakhir hanya dengan pengakuan. Langkah berikutnya adalah mengubah prilaku dosa kita. Kita harus belajar dari kesalahan kita dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak pernah melakukan dosa itu lagi. Jika seseorang masih mendendam terhadap kita, kita harus terus berusaha untuk memperbaiki hubungan yang retak itu. Namun semuanya itu dimulai dengan pengakuan dan doa.

read more..

Tetapi yang terutama, saudara-saudara, janganlah kamu bersumpah demi sorga maupun demi bumi atau demi sesuatu yang lain. Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, supaya kamu jangan kena hukuman. Yakobus 5:12

Seberapa jauhkah Anda dapat diandalkan? Ketika Anda berjanji, apakah orang lain mempercayainya? Ketika Anda bersumpah, apakah teman-teman Anda menganggapnya serius, atau dengan tertawa meremahkan kata-kata Anda sebagai satu lagi janji kosong? Kata-kata Anda merupakan indikator utama dari karakter Anda. Jika orang tidak selalu menganggap kata-kata Anda serius, Anda mungkin memiliki karakter yang tak dapat dipercaya.

Di zaman Yakobus, sama seperti di zaman kita, orang ingin dihargai. Ketika orang-orang ini memberikan pandangannya, mereka suka buru-buru menambahkan, "sumpah demi sorga, memang demikian kok!" atau yang sejenisnya. Di zaman sekarang, bisa saja seseorang berkata, "Allah itu saksiku..." Mereka pikir bahwa jika mereka membawa-bawa sorga, atau Allah, sebagai saksi mereka, kata-kata mereka akan dapat lebih dipercaya. Yakobus mengatakan bahwa kata-kata Anda seharusnya cukup. Jika Anda harus mendukung perkataan Anda dengan saksi, maka kata-kata Anda itu tidka terlalu berharga. Seberapa seriuskah orang menganggap Anda ketika Anda memberitahukan sesuatu? Apakah hidup Anda mendukung apa yang Anda ucapkan? Apakah Alkitab mendukung Anda? Anda tidak perlu bersumpah apapun jika secara konsisten Anda selalu mengatakan yang sebenarnya.

Jika Anda selalu memegang kata-kata Anda, orang akan belajar mempercayai Anda. Sebaliknya, jika Anda membuat janji namun kemudian lupa menepatinya, Anda mungkin perlu membangun kembali reputasi Anda.

read more..

Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia." 1 Samuel 16:18

Dalam banyak hal, kita hidup di zaman prestasi yang biasa-biasa. Kita hanya melakukan apa yang harus kita lakukan untuk hidup. Kita berusaha mendapatkan sebanyak mungkin dengan sedikit mungkin upaya. Itulah sebabnya mengapa lotere dan undian itu sangat populer dan mengapa judi itu menjadi masalah sosial yang semakin berkembang. Di zaman ini, sikap yang menonjol di masyarakat adalah, "Beri aku yang gratis, atau setidaknya tunjukkan jalan pintasnya!". Alkitab memperingatkan kita untuk tidak bersikap seperti itu.

Ketika Raja Saul mencari seseorang yang dapat memainkan alat musik, tidak semua orang memenuhi syarat. Ia mencari seseorang yang terampil, seseorang yang telah latihan dan menyempurnakan kemampuannya. Ia menemukan Daud. Daud terpilih karena dapat melakukan berbagai hal dengan baik. Belakangan, Salomo, putera Daud, menulis Amsal yang menegaskan hal ini: Pernakah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina (Amsal 22:29, NASB)

Ketika masih muda, Anda memiliki kesempatan-kesempatan luar biasa di depan Anda. Anda dapat memilih untuk menjadi terampil dalam banyak bidang kehidupan. Anda dapat bekerja keras untuk mengembangkan kemampuan atletik atau musik Anda. Anda dapat belajar giat dan membuat kontribusi yang berarti ke dunia kedokteran, hukum, atau perekayasaan. Anda dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan sehingga begitu banyak pintu yang akan terbuka bagi Anda di masa depan.

Ada muda-mudi yang menerima tantangan untuk mengerahkan segala kemampuannya dan membuat perbedaan di dunia. Yang lain memperhitungkan untung ruginya. Mereka lebih suka memilih jalan yang lebih mudah, yang lebih singkat. Mereka puas dengan prestasi yang biasa-biasa saja. Janganlah menjadi salah seorang yang mencari jalan mudah. Bekerja keraslah. Kerahkan segala kemampuan. Manfaatkanlah berbagai kesempatan yang diberikan Allah kepada Anda untuk mencapai yang terbaik. Anda akan menghormati Allah dengan upaya Anda, dan Ia akan memberkati Anda karenanya.

read more..

Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang. 1 Samuel 22:2

Kamus menggambarkan orang yang menarik sebagai "menyenangkan, menarik, berkuasa menarik perhatian orang lain". Daya tarik adalah jauh lebih dalam dari penampilan lahiriah kita. Kita semua telah kenal dengan orang-orang yang memiliki kepribadian seperti ular. Mereka biasanya kasar, egois, dangkal, atau seluruhnya. Pada mulanya mungkin mereka menarik perhatian kita karena penampilan lahiriahnya, namun kita akan segera menyingkir karena kepribadiannya.

Daud adalah pemuda yang cakap, namun bukan itulah yang menarik perhatian orang kepadanya. Ia memiliki banyak teman sepergaulan yang dekat dan setia kepadanya karena kepribadiannya. Ia adalah seperti magnit bagi orang-orang yang terluka karena ia memahami situasi mereka. ia telah diperlakukan dengan tidak baik dan cukup menjadi korban salah paham sehingga ia dapat bersimpati kepada orang lain. Ia baik hati dan penuh pertimbangan terhadap orang lain, jadi mereka suka berada di dekatnya. Ratusan orang mengikuti kepemimpinannya dengan rela karena mereka tahu ia peduli kepada mereka. Jelaslah bahwa Daud bisa saja seburuk rupa seperti sekaleng cacing, namun ia akan tetap menarik banyak orang.

Apakah Anda memiliki kepribadian seperti Daud? Apakah orang tahu bahwa jika mereka sedang terluka, Anda akan mendengarkan mereka dan bersimpati kepada mereka? Atau apakah Anda tanpa sadar memberikan kesan bahwa Anda hanya ada waktu bagi mereka yang dapat menolong Anda? Jika selama ini Anda lebih menjadi penerima dari pada pemberi, mintalah agar Allah melunakkan hati Anda dan menyadarkan Anda akan cara-cara menjadi teman bagi seseorang hari ini. Pasti Anda akan mendapatkan berkat dalam prosesnya!

read more..

Lampu Sorot

"Roh manusia adalah pelita TUHAN, yang menyelidiki seluruh lubuk hatinya. Amsal 10:27"

Universitas Oxford di Inggris menjual T-shirt dengan logonya sertakalimat berikut:
The more I study, the more I learn, The more I learn, the more I know, The more I know, the more I forget, The more I forget, the less I know, So why study?

(Semakin banyak saya belajar, semakin banyak yang saya pelajari, semakin banyak yang saya pelajari, semakin banyak yang saya ketahui. Semakin banyak yang saya ketahui, semakin banyak yang saya lupa, Semakin banyak yang saya lupa, semakin sedikit yang saya ketahui. Jadi, untuk apa saya belajar?)

Jika Anda adalah seorang siswa, Anda mungkin sependapat! Marilah kita coba satu lagi:
Semakin tua usia Anda, semakin Anda sadar betapa sedikt yang Anda ketahui.

Yang satu ini jelas benar, terutama menyangkut karakter Anda sendiri. Percaya atau tidak, semakin tua usia Anda, Anda akan semakin menyadari bahwa Anda tidak benar-benar mengenal diri sendiri seperti yang Anda kira. Anda bisa saja menyangka diri Anda seorang pengampun. Lalu seseorang menyakiti Anda, dan Anda temukan bahwa ternyata Anda bukanlah pengampun seperti yang Anda kira. Ini seperti orang yang menyebut dirinya noninterventionist (seseorang yang tidak percaya akan obat-obatan dan tetap memegang teguh keyakinannya hingga ia sakit kepala; lalu ia langsung berjalan menuju lemari obat!

Kita tidak benar-benar mengetahui hati kita seperti yang kita duga. Kita perlu meminta agar Allah menunjukkan seperti apa kita sebenarnya sehingga kita dapat tumbuh dan berubah. Allah mengetahui segalanya tentang kita, kebaikan kita maupun keburukan kita. Raja Daud begitu ingin menyenangkan Allah sehinga ia membuka dirinya untuk diselidiki Allah. Inilah doanya:

" Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku. lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"(Mazmur 139:23-24)

Daud tahu bahwa mungkin ia tidak menyukai segala yang dikatakan Allah tentang karakternya, namun ia tahu bahwa adalah penting untuk mendengarnya dari Allah. Daud memiliki sikap yang benar. Mengapa tidak menjadikan doanya doa Anda juga?

read more..

Saya terinspirasi dengan tulisan Subandono di Blognya mengenai The Power of Giving. Sebenarnya sudah lama sekali saya ingin menulis pengalaman saya mengenai The Power Of Giving. Atau memberi. Dibalik kekuatan dalam memberi.

Teman sekerjaku Wei, selalu memberikan Angpau setiap tahun, pada saat hari Raya Imlek tiba. Dan anak-anakku selalu ingat bahwa apabila hari raya Imlek tiba, mereka akan mendapat amplop kecil berwarna merah dengan gambar-gambar yang lucu-lucu. Bukan hanya Wei, teman kerjaku yang memberikan Angpau, tetapi mama Wei, tante Soe Ing, tidak pernah lupa menitipkan Angpau untuk anak-anakku setiap tahun. Dan yang lebih dasyat isinya meningkat dari tahun ke tahun. Kadang-kadang malu juga. Aku ngak pernah ngasih apa-apa dalam bentuk uang buat temanku ini, tetapi setiap tahun dia selalu memberi untuk anak-anakku. Dan anak-anak juga sangat excited menunggu amplop angpau dari aunty Wei Wei. Dan Wei, selalu membuat bungkusan-bungkusan kecil yang akan dia bagikan kepada pengemis di pinggir jalan setiap kali dia ada rejeki. Teman yang satu ini sangat ringan tangan sekali dalam memberi. Alhasil, suaminya secara financial meningkat dalam tahun ke tahun. Soalnya dari mulai sebelum married, dari mulai baru berumah tangga kami sering sharing mengenai financial. Hasilnya luar biasa. Rejeki datang aja tuh, sautu kali Wei katakan. "Kalau memberi banyak rejeki"

Kaum Muslim, menyisihkan penghasilannya 2.5% untuk amal sesuai dikatakan Subandono dalam blognya.

Kaum Nasrani di dalam Kitabnya diajarkan untuk memberi 10% dari penghasilannya untuk perpuluhan seperti kata suatu buku Maleaki "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan dan persembahan kedalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumahku, dan ujilah akan Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan" Tetapi sebelumnya suatu kutipan menyatakan "Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus"

Penulis mempraktekkan akan hebatnya giving atau memberi. Berdasarkan ayat tersebut, penulis mempraktekkan akan hebatnya the power of giving. Kekuatan dalam memberi. Keluarga kami, menyisihkan 10% penghasilan untuk perpuluhan dan 10% untuk persembahan terpadu dan 5% untuk persembahan lepas. 5% ini, bagikan kepada 3 orang anak kami untuk memberi persembahan dan juga aku dan suamiku. Kami sisihkan 5% persembahan lepas untuk setiap perbaktian, untuk melatih anak-anak sejak kecil untuk menjadi suka memberi.

Hasilnya! Bertahun-tahun, kami hidup hanya dengan 75% total pendapatan kami. Masih ada pengeluaran lain yang tidak regular seperti, kalau ada yang harus dibantu atau saudara-saudara yang datang dari kampung dan lain-lain.

Walau kami hidup hanya dengan 75% dari pendapatan, kami tetap tercukupi. Tidak berkekurangan dan juga pernah kehabisan, tetapi cukup. Kebutuhan sandang pangan tercukupi. Bahkan hampir setiap tahun kami pergi berlibur atau holiday. Walaupun holiday kami hanya sekitar Indonesia atau sekitar Asia dengan "traveling budget holiday". Kami sekeluarga tetap merasa gembira, tetap bisa berlibur dengan paket hemat bersama anak-anak. Away dari rutinitas setiap hari.

The power of giving yang menginspirasiku, lainnya adalah, David, adik bungsu penulis mendatangkan 18 orang saudara-saudara sekandung ibu dan bapak penulis untuk mengahadiri upacara pernikahannya. Semua mereka naik pesawat pulang pergi walau hanya naik Air Asia. Semua saudara-saudara yang datang senang sekali. Menghadiri pesta pernikahan terakhir dari anak-anak orang kami. Sebelum mereka semua pulang, semua kami enam bersaudara memberikan amplop untuk uang "jajan atau aqua", untuk setiap anggota keluarga yang datang dari Sumatra. Kekuatan the power of giving memberikan kebahagiaan bagi yang menerima dan memberi. Upacara Pernikahan layaknya Reuni bagi orang tua kami.

"The power of giving", lain yang menginspirasi penulis adalah sewaktu, adikku, Evelyne, mengisi setiap amplop yang lumayan jumlahnya, yang akan diberikan kepada para tamu-tamu atau saudara-saudara kami yang nota bene adalah saudara sekandung bapak dan ibu kami yang datang menghadiri upacara pernikahan adikku. Sesuai kesepakatan kami berenam kakak beradik kita akan memberikan kepada masing-masing mereka sesuai dengan kemapuan kita untuk "uang jajan aatau beli aqua". Pada saat dia memasukkan aku melihat, matanya dan wajahnya tanpa beban. Dan sangat gembira sekali! Padahal, saat itu dia hanya berkerja "part time". Dalam hatiku "dia saja yang bekerja partime, bisa memberi dengan senang, apalagi aku".... Dengan gembira besoknya aku mengisi tiap amplop pemberian bagi keluarga kami, dengan jumlah yang menurutku "dia saja memberi tanpa beban dan lumayan besar, apalagi aku yang bekerja permanen". Sudah pasti Aku dapat memberi. Akhirnya aku menambahkan dari jumlah yang aku rencanakan". My sister Eveline, benar-benar mengispirasiku, dalam memberi. Dia memberikan pelajaran berharga bagiku.
Walau aku hanya menggunakan 75% dari total pendapan bulanan kami, bukan berarti kami berhenti dalam memberi. Teman-teman tau, my sister Evelyne, dia kerja hanya "part time", tetapi dia tidak pernah kekurangan. Percaya tidak? Bahkan dia melahirkan caesar anak ketiga, Miracle khan!..Buktikan sendiri. The power of giving.

Agar mendapat berkat berkelimpahan harus belajar memberi dengan kelimpahan sesuai dengan porsi penghasilan kita. Agar jangan menjadi laut mati. Yang maunya menerima dan menerima tanpa mau memberi.
The power of giving, kekuatan dalam memberi, kita merasa puas setiap kali memberi.
Hal ini aku rasakan, setiap kali setelah memberikan 20% penghasilan setiap bulan didalam amplop, perasaanku selalu nyaman. Tanpa beban hari esok. Tidak ada kekhawatiran dalam diriku. Semua berjalan lancar-lancar aja! Karena menurutku, semua isi muka bumi ini bukan kita yang punya. Kita hanya diberi kesempatan mengelolanya. Dalam kesempatan mengelola jangan menjadi seperti pemilik. Kita bukan pemilik tetapi pengelola.
Indah sekali sekali dalam memberi. Mempunyai kepuasan dan berkat yang makin berlimpah. Mau buktikan? Coba buktikan sendiri. Sekarang!
Aku amat-amati semakin orang perhitungan dalam memberi alias pelit semakin banyak pengeluaran yang dikeluarkan. Semisal, anaknya sakit melulu, kemalingan, keluarga yang membutuhkan pertolongan, tidak bahagia unhappines atau kayaknya ngoyo banget nyari uang tapi ngak ke kumpul-kumpul.

The power of giving, indah rasanya memberi dan mengembalikan kepunyaanNya.
Nikmati, Rasakan dan Hayati Tindakan betapa Dahsyat efek dari
"The Power Of Giving "

read more..

Search This Blog

Subscribe Now: iheart

I heart FeedBurner

Silahkan Mengisi Buku Tamu!

Guestbook

AddThis

Bookmark and Share

Mengenai Saya

Halo, saya seorang ibu yang senang untuk belajar, belajar dan belajar!
Belajar yuk!


Perbesar/Perkecil Huruf!

Lokasi Pengunjung Blog Ini

start mp3 download

world music mp3 end

Download Free File