Sebuah email yang dikirimkan seorang teman ke milis dimana saya menjadi anggota. Setelah membaca saya sangat terharu, kemudian saya ingin membagikan kepada teman-teman dengan pesan moral cerita, terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi dengan apa yang kita tidak miliki.

Suatu hari, seorang ayah yang sangat kaya raya mengajak anak istrinya untuk berlibur di sebuah pedesaan terpencil yang jauh dari keramaian Untuk mencapai desa tersebut mereka harus menyeberang sebuah sungai yang sangat deras dengan meniti sebuah jembatan ala kadarnya yang tersusun dari balok-balok kayu.

Otomatis, di desa itu tidak ada hotel berbintang atau akomodasi lengkap

yang biasanya mereka dapati bila menginap di tempat wisata. Untuk tempat tinggal, sang ayah memilih sebuah keluarga petani yang sangat miskin. Di sana mereka ikut bekerja dengan memerah susu sapi, memandikan kerbau, ikut bercocok tanam, mandi di sungai, dan lain-lain. Pokoknya semua kebiasaan dan kegiatan masyarakat setempat, mereka ikuti.

Sepulangnya dari tempat itu, sang ayah bertanya kepada anaknya.
Ayah: “Bagaimana dengan perjalananmu ?”
Anak: “Wah…… luar biasa sekali, Pa!”
Ayah: “Apa yang kamu dapatkan dari perjalanan kita ini?”
Anak: “Aku melihat sebuah kenyataan bahwa kita hanya memiliki seekor anjing sedangkan mereka memiliki 4 ekor anjing. Kita memiliki sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman sedangkan mereka memiliki sungai yang tidak ada batasnya. Kita memasang lampu-lampu taman yang dibeli dari luar negeri sedangkan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka. Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka memiliki tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita sedangkan merekamelayani diri sendiri. Kita membeli makanan yang akan kita makan sedangkan mereka tidak perlu membelinya karena mereka menanamnya. Kita memiliki dinding dan satpam yang berjaga-jaga selama 24 jam sedangkan mereka memilikiteman-teman yang menjaga kehidupan mereka.”

Mendengar penjelasan anaknya ini, mata sang ayah berkaca-kaca dan tak mampu berkata apa-apa. Dalam hatinya berkata “Anakku sungguh bijaksana, sekarang aku tidak takut untuk melepaskannya ke market place.” Tak berapa lama, sang anak berkata, “Terima kasih, Pa. Akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita."

PESAN MORAL: Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi dengan apa yang kita tidak miliki. Seringkali kekurangan seseorang akan menjadi anugerah bagi orang lain, dan kelebihan seseorang akan menjadi anugerah bagi orang lain lagi. Mengucap syukur dalam segala hal mendatangkan kebaikan atas diri kita.

“Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” (Kolose 3:17)