Saat menonton final pertandingan Piala Dunia 2006, pada hari Minggu malam 9 Juli 2006 menjelang pagi, antara tim kesebelasan Italia melawan Tim kesebelasan Prancis yang diselenggarakan di Jerman. Secara tiba-tiba pemain Bek dari kesebelasan Italia, Marco Materazzi di seruduk oleh Kapten kesebelasan Perancis, Zinedine Zidane pada 10 menit terakhir sebelum pertandingan berakhir.

Menurut FIFA, Persatuan Sepak Bola Dunia peristiwa yang sangat memalukan bagi sejarah persepak bolaan dunia, namun bagi sebagian orang menganggap bahwa peristiwa yang sangat sensasional. Banyak pihak yang mendapat keuntungan dari peristiwa tersebut, seperti media cetak dan media elektronik yang secara detil mencari tahu apa sebenarnya pemacu penandukan yang dilakukan oleh pemain Perancis, Zinedine Zidane ditengah-tengah lapangan dan berjuta mata di seluruh dunia menyaksikan dengan penuh antusias. Bahkan iklan dari sebuah merek sepatu terkenalpun membuat peristiwa tersebut menjadi iklan bagi media elektronik. Akibat dari penandukan yang dilakukan, akhirnya Zidane dikeluarkan dari lapangan setelah mendapatkan kartu merah dari wasit di lapangan. Pertandingan berakhir dengan skor 1-1, pertandingan kemudian dilanjutkan lewat tendangan penalti sehingga Italia mengalahkan Perancis dengan skor 5-3.

Banyak spekulasi menyebutkan bahwa Marco Materazzi mengatai Ibu Zidane dan lain sebagainya. Tetapi yang paling tahu adalah antara mereka berdua yaitu Zinedine Zidane, kapten bernomor punggung 10 yang terkenal dengan nama Zizou ini dengan Marco Materazi sendiri. Zidane terpilih menjadi pemain terbaik pada piala dunia 2006, pada tahun yang sama diapun mengakhiri kariernya sebagai pemain sepak bola, bukan akibat perbuatan penyerudukan tersebut tetapi sudah menjadi rencananya sejak jauh hari. Tetapi yang apling menyedihkan adalah Zidane mengakhiri karier dengan sejarah penandukan di tengah-tengah lapangan. Sejarah final piala dunia 2006, tidak akan pernah bisa dilupakan sampai kapanpun juga, akibat dari emosi yang tak terkendali.

Apakah emosi itu?
Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku. Emosi adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap mahluk di muka bumi ini. Kata "emosi" berasal dari kata Greek “emovere” artinya ” untuk keluar”. Emosi adalah satu terma yang digununakan untuk mewakili satu perubahan berlaku dalam tubuh malalalui perubahan fisiologi dan psikologi. Perubahan akibat emosi akan mengeluarkan pelbagai reaksi seperti emosi seperti sedih, marah dan lain-lain. Semua manusia akan merasa kepuasan apabila dapat mengeluarkan emosi yang dialaminya.

Emosi terdiri dari 2 macam, yaitu emosi positive dan emosi negative.
Emosi Positif adalah memandang segala sesuatu dari sudut pandang positif, tidak langsung bereaksi pada saat berhadapan langsung dengan hal yang menyulut emosi.

Emosi Negative adalah adalah memandang segala sesuatu dari sudut negative, laangsung mengeluarkan reaksi tanpa pikir panjang pada saat berhubungan dengan hal yang menyulut emosi.

Reaksi yang dikeluarkan Zidane pada saat dia berhubungan dengan hal yang tak dapat ditelorirnya mengakibatkan emosinya tersalut dan dia bereaksi tanpa pikir panjang akan akibat yang dilakukan, terutama bagi team dan negaranya. Saat team Italia bergembira dengan kemangan yang diraih, team Perancis harus berlapang dada untuk puas sebagai pemenang kedua. Hanya 10 menit sebelum pertandingan berakhir, Zidane harus kehilangan kesempatan berdiri ditengah-tengah lapangan mendengarkan lagu kebangsaannya di kumandangkan.
Teman, banyak emosi yang sangat menyulut ketidak sabaran kita, sehingga membuat kita ingin segera bereaksi. Ingat pelajaran mengenai Zidane. Tidak bisa menahan emosi fatal akibatnya , tahan emosi baik akibatnya, walaupun terkadang terasa menyakitkan. Firman yang indah menuliskan didala Yakobus 1:19, 20 "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah."
Mari belajar untuk memanage emosi kita.
Jakarta, 13 Januari 2010